Sangat Sensitif Untuk Diperbincangkan
Lalu pada akhir bulan Desember tahun dua ribu lima belas kala itu, perusahaan tekstil Italia bernama Zucchi yang sebagian besar sahamnya atau lima puluh enam persen dimiliki oleh Gianluigi Buffon sang penjaga gawang bertinggi badan seratus sembilan puluh satu sentimeter ini dibeli oleh firma investasi asal Perancis yang bernama Astrance Capital. Proses perpindahan tangan berita bola seperti ini memang kerap terjadi didunia bisnis termasuk juga proses transfer pemain sepakbola dari satu klub ke klub yang lain sehingga rawan untuk dijadikan alat pencucian uang yang tidak dilarang sama sekali.
Astrance Capital tersebut juga mengambil alih perusahaan milik Gianluigi Buffon yang bernama GB Holding dibawah sebuah persetujuan untuk menstrukturisasi ulang hutang milik Zucchi dimana disaat yang bersamaan, Gianluigi Buffon diperbolehkan untuk tetap memiliki lima belas persen saham diperusahaan tekstil tersebut, entah karena dasar kasihan atau rasa hormat tapi didunia bisnis berita bola dunia seperti ini, yang terkuatlah yang hidup dan memakan yang lebih lemah. Mungkin Gianluigi Buffon berpikir untuk mengembangkan bisnis sebagai modal jika ia pensiun dari lapangan hijau nanti.
Selanjutnya pada tanggal tujuh bulan Mei tahun dua ribu dua belas, seorang Gianluigi Buffon terpilih menjadi wakil ketua dari AIC, yang merupakan asosiasi pesepakbola Italia. Ini adalah pertama kalinya seorang pemain sepakbola yang masih aktif mengolah si kulit bundar di atas lapangan hijau memegang posisi seperti ini. Nampaknya jajaran direksi dan dewan asosiasi berita bola dunia tersebut sudah yakin dan percaya kepada sosok Gianluigi Buffon yang sudah makan asam garam dunia pesepakbolaan tidak hanya didalam negeri Italia saja tapi juga internasional mengingat ia menjadi kapten tim nasional Italia yang muda dengan talenta selangit.
Pada tahun yang sama yakni dua ribu dua belas, Gianluigi Buffon bergabung dengan sebuah program yang diluncurkan oleh UEFA selaku federasi yang membawahi seluruh organisasi sepakbola didaratan Eropa. Program tesebut diberi nama "Respect Diversity" yang artinya hormati perbedaan. Banyak sekali pada zaman sekarang gerakan - gerakan atau badan yang bergerak dibidang yang satu ini karena mereka sadar bahwa rasisme masih marak dikalangan masyarakat tapi tidak sedikit juga yang mengambil keuntungan dari kekacauan tersebut atau malah mereka yang memulai segala permasalahan ini.
Program Respect Diversity atau hormati perbedaan milik UEFA dimana Gianluigi Buffon ikut terlibat didalamnya tersebut memiliki tujuan untuk melawan rasisme, diskriminasi, dan juga intoleransi yang terjadi didalam dunia sepakbola di atas lapangan hijau. Memang jaman dulu sering sekali diketemukan tindakan rasisme seperti contohnya ketika Luis Suarez memanggil Patrice Evra dengan sebutan negro yang dalam bahasa Spanyol artinya orang berkulit hitam namun Patrice Evra menganggapnya sebagai sebuah hinaan dan topik seperti ini memang sangat sensitif untuk diperbincangkan.
Astrance Capital tersebut juga mengambil alih perusahaan milik Gianluigi Buffon yang bernama GB Holding dibawah sebuah persetujuan untuk menstrukturisasi ulang hutang milik Zucchi dimana disaat yang bersamaan, Gianluigi Buffon diperbolehkan untuk tetap memiliki lima belas persen saham diperusahaan tekstil tersebut, entah karena dasar kasihan atau rasa hormat tapi didunia bisnis berita bola dunia seperti ini, yang terkuatlah yang hidup dan memakan yang lebih lemah. Mungkin Gianluigi Buffon berpikir untuk mengembangkan bisnis sebagai modal jika ia pensiun dari lapangan hijau nanti.
Selanjutnya pada tanggal tujuh bulan Mei tahun dua ribu dua belas, seorang Gianluigi Buffon terpilih menjadi wakil ketua dari AIC, yang merupakan asosiasi pesepakbola Italia. Ini adalah pertama kalinya seorang pemain sepakbola yang masih aktif mengolah si kulit bundar di atas lapangan hijau memegang posisi seperti ini. Nampaknya jajaran direksi dan dewan asosiasi berita bola dunia tersebut sudah yakin dan percaya kepada sosok Gianluigi Buffon yang sudah makan asam garam dunia pesepakbolaan tidak hanya didalam negeri Italia saja tapi juga internasional mengingat ia menjadi kapten tim nasional Italia yang muda dengan talenta selangit.
Pada tahun yang sama yakni dua ribu dua belas, Gianluigi Buffon bergabung dengan sebuah program yang diluncurkan oleh UEFA selaku federasi yang membawahi seluruh organisasi sepakbola didaratan Eropa. Program tesebut diberi nama "Respect Diversity" yang artinya hormati perbedaan. Banyak sekali pada zaman sekarang gerakan - gerakan atau badan yang bergerak dibidang yang satu ini karena mereka sadar bahwa rasisme masih marak dikalangan masyarakat tapi tidak sedikit juga yang mengambil keuntungan dari kekacauan tersebut atau malah mereka yang memulai segala permasalahan ini.
Program Respect Diversity atau hormati perbedaan milik UEFA dimana Gianluigi Buffon ikut terlibat didalamnya tersebut memiliki tujuan untuk melawan rasisme, diskriminasi, dan juga intoleransi yang terjadi didalam dunia sepakbola di atas lapangan hijau. Memang jaman dulu sering sekali diketemukan tindakan rasisme seperti contohnya ketika Luis Suarez memanggil Patrice Evra dengan sebutan negro yang dalam bahasa Spanyol artinya orang berkulit hitam namun Patrice Evra menganggapnya sebagai sebuah hinaan dan topik seperti ini memang sangat sensitif untuk diperbincangkan.
Komentar
Posting Komentar