Perlakuan Kasar Pemain Rival

Performa seorang Alexis Sanchez yang sangat positif kala itu membuat pelatih Nelson Acosta yakin bahwa dirinya mampu memainkan laga Copa Libertadoresnya yang pertama sepanjang karirnya dalam sebuah laga berita bola antara Cobreola yang berhadapan melawan Once Caldas. Saat itu, pemain sepakbola yang lahir tanggal sembilan belas bulan Desember tahun seribu sembilan ratus delapan puluh delapan ini masih berumur enam belas tahun saja dan membuat dirinya menjadi pemain sepakbola termuda yang menjalani debut di turnamen selevel liga champions Eropa ini sukses menempatkan pemain mereka.

Setelah menjalani rangkaian musim yang sangat impresif membela Cobreola, Alexis Sanchez kemudian mendapatkan perhatian berita bola indonesia dari salah satu klub yang berlaga di Serie A Italia bernama Udinese. Pihak Udinese pun berhasil memboyong Alexis Sanchez kemarkas mereka setelah membayarkan mahar sebesar satu koma tujuh juta Poundsterling atau kurang lebih sekitar tiga puluh milyar enam ratus juta setelah diubah kedalam nilai Rupiah Indonesia. Saat itu ia resmi berseragam Udinese tanggal dua puluh satu bulan April tahun dua ribu enam setelah sukses menjalankan tes medis dengan sempurna.


Akan tetapi pihak Udinese sendiri tidak mampu dan tidak mau memanfaatkan jasa seorang Alexis Sanchez muda dengan maksimal karena pemain sepakbola yang memiliki tinggi badan seratus enam puluh sembilan tersebut langsung dipinjamkan ke raksasa liga primer Cili bernama Colo-Colo dalam sebuah perjanjian berita sepak bola indonesia yang berdurasi selama satu musim lamanya. Praktik yang dilakukan oleh Udinese disini agaknya mirip dengan apa yang tengah dilakukan oleh Chelsea, salah satu tim besar di liga primer inggris yang membeli banyak pemain hanya untuk dipinjamkan ke luar saja pemain favorit pilihan penggemar.

Alexis Sanchez pun memulai debut atau penampilan perdananya bersama dengan klub Cili Colo-Colo pada tanggal dua puluh tiga bulan Juni tahun dua ribu enam. Akan tetapi debutnya ini harus dinodai dengan hasil akhir yang kurang maksimal karena ketika berhadapan dengan Antofagasta, Colo-Colo hanya mampu bermain dengan skor imbang satu sama dan Alexis Sanchez sendiri tidak mampu menggelontorkan gol saat itu. Walaupun dimainkan oleh pelatih, namun dirinya juga masih perlu waktu untuk beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan gaya permainan tim baru ini lantaran Cobreola memiliki gaya permainan yang berbeda.


Selanjutnya, Alexis Sanchez akhirnya berhasil menggelontorkan gol pertamanya untuk Colo-Colo ketika mereka bertanding melawan Universidad de Chile. Dalam laga bergengsi bertajuk Chilean derby tersebut, Colo-Colo mampu menghempaskan lawannya dengan skor akhir yang meyakinkan, empat dua. Pertandingan derby tidak pernah mudah untuk dilalui karena tidak hanya mengandalkan teknik mengolah si kulit bundar diatas lapangan saja yang dibutuhkan disini, namun juga kekuatan serta intrik mental dalam menyikapi perlakuan kasar pemain rival yang sering kali dengan sengaja memancing emosi.

Komentar

Postingan Populer