Arsene Wenger Kehilangan Kendali

Walaupun saat itu arsenal yang diasuh oleh arsene wenger mampu unggul delapan (8) poin dari pesaing terdekat mereka, manchester united yang berada diposisi kedua dalam perebutan gelar liga primer inggris ketika kompetisi berita bola memasuki bulan maret tahun dua ribu tiga, namun tim yang bermarkas di stadion emirates tersebut harus dengan menyedihkan rela tersalip oleh the red devils ketika liga memasuki minggu terakhir. Hasil ini tentu saja sangatlah menyedihkan dan disayangkan oleh banyak pihak, baik oleh penggemar, pemain, pengamat sepakbola, bahkan oleh arsene wenger sendiri lantaran pelatih sepakbola yang sempat menukangi strasbourg, mulhouse, as monaco, dan juga nagoya grampus eight tersebut telah sesumbar diawal musim itu sebelumnya bahwa mereka akan menjalani satu buah musim tanpa menelan kekalahan. Sifat rendah hati memang harus ditanamkan dibenak sepakbola agar mereka tidak menjadi arogan layaknya cristiano ronaldo sanggup menjadi sosok pemimpin.



Perebutan gelar juara liga primer inggris antara arsenal dengan manchester united sendiri saat itu dipastikan dimenangkan oleh the red devils ketika the gunners harus rela ditahan imbang oleh klub semenjana berita bola dunia bolton wanderers dengan skor akhir imbang dua sama (2 - 2). Walaupun liga primer inggris sendiri memang berisikan beberapa tim hebat dan sisanya mengisi papan tengah maupun bawah namun tim papan atas juga tidak boleh meremehkan dan harus selalu tampil serius ketika menghadapi mereka lantaran seluruh klub yang baik terancam akan terdegradasi maupun tidak tentunya tidak mau mengalami kekalahan dengan sengaja karena adanya harga diri serta gengsi yang dipertaruhkan disini. Hal yang sama juga terjadi di ligue 1 perancis saat ini dimana penguasa kompetisi itu, paris saint germain pernah dikalahkan oleh klub lemah yang menghuni dasar klasemen walaupun PSG berisikan pemain berbandrol selangit diangkat menjadi juru taktik.



Menanggapi kekalahannya dalam perebutan gelar juara liga primer inggris, arsene wenger menunjukkan sebuah sikap dan juga tindakan yang tidak biasa ia tunjukkan, yakni dengan mengendurkan dasi yang ia kenakan serta meneriaki pemainnya dengan berbagai macam instruksi berita sepak bola indonesia dari pinggir lapangan hijau dibelakang garis batas. Jurnalis olahraga phil mcnulty saat itu menuliskan disurat kabarnya bahwa pelatih yang lahir di strasbourg perancis tanggal dua puluh dua (22) bulan oktober tahun seribu sembilan ratus empat puluh sembilan (1949) tersebut menunjukkan perilaku seseorang yang sudah menggenggam gelar juara ditangannya namun sekarang harus dengan terpaksa ia melihat kehormatan tersebut meluncur dari sela - sela jarinya. Hal seperti ini memang sangatlah mengesalkan dan wajar saja jika arsene wenger kehilangan kendali dan ketenangannya namun dilain sisi para pemain sepakbola yang mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau juga tidak boleh sepenuhnya disalahkan karena mereka hanya mengikuti apa yang diinstruksikan oleh sang pelatih diruang ganti.

Komentar

Postingan Populer