Talenta Pemain Yang Mumpuni
Pada pertandingan final piala dunia antarklub itu, Lionel Messi mencetak gol penentu kemenangan Barcelona atas Estudiantes de La Plata dengan skor akhir dua satu. Yang menariknya, Lionel Messi menjebol gawang lawannya yang berasal dari tanah kelahirannya Argentina itu dengan menggunakan dadanya setelah mendapatkan umpan lambung dari rekannya, Dani Alves yang merupakan seorang bek samping namun kadang - kadang juga berperan sebagai sayap berita bola dunia. Kini, Dani Alves bermain untuk Juventus dan meski usianya sudah tidak lagi muda bagi ukuran seorang pemain sepakbola, ia masih ditakuti lawannya tim lain seperti atletico.
Sebagai sayap kanan, Lionel Messi juga berperan sebagai sayap palsu dan ia diberikan keleluasaan untuk memotong masuk kedalam kotak pinalti berita bola lawan juga bebas bermanuver dibagian tengah lapangan hijau. Walaupun begitu juga, Lionel Messi tetaplah diberikan kewajiban sebagai seorang sayap yaitu untuk berlari melewati terobosan pemain bertahan lawan dari sisi kanan lapangan serta menghasilkan gol - gol disamping juga memberikan asis untuk rekan setim yang sudah menunggu seperti Samuel Eto'o yang menjadi penyerang tengah maupun Thierry Henry atau gelandang Xavi.
Lionel Messi bahkan menjadi top skorer liga Champions saat itu dengan total raihan sembilan kali menjebol gawang lawan dimana ia juga menjadi top skorer termuda dalam sejarah turnamen bergengsi tersebut. Catatan sejarah ini membuktikan bahwa seorang Lionel Messi tidaklah gentar dalam menghadapi siapapun yang menjadi lawannya, baik itu tim abal - abal yang tidak memiliki pemain berita sepak bola indonesia hebat maupun tim papan atas yang langganan juara dengan segudang talenta dan kaya raya seperti Real Madrid, Manchester United, Bayern Munich, hingga Juventus lebih sering omong besar.
Selanjutnya, Lionel Messi kembali diposisikan sebagai false nine atau penyerang palsu dalam lawatan Barcelona melawan Manchester United pada partai final Liga Champions saat itu yang digelar di Roma, Italia tanggal dua puluh tujuh bulan Mei tahun dua ribu sembilan, lebih tepatnya distadion Olimpico yang juga merupakan kandang AS Roma yang dikapteni oleh Fransesco Totti, pemain berkebangsaan Italia yang terkenal karena loyalitasnya kepada klub berlambang serigala itu disamping juga menjadi punggawa tim nasional negara spaghetti yang mampu mengatur pergerakan bola dilapangan tengah.
Dengan kemenangan atas Manchester United tersebut, skuad asuhan Josep Guardiola tersebut mengukuhkan diri mereka sebagai tidak hanya raja Eropa tapi juga sebagai tim pertama yang mampu memenangkan gelar treble alias tiga gelar utama dalam satu musim sepanjang sejarah sepakbola Spanyol. Tiga gelar tersebut diantaranya adalah gelar domestik La Liga Spanyol, Piala Copa del Rey, dan terakhir tentu saja ada Liga Champions Eropa. Tidaklah mudah untuk mendapatkan ketiganya sekaligus karena membutuhkan manajemen serta talenta pemain yang mumpuni.
Sebagai sayap kanan, Lionel Messi juga berperan sebagai sayap palsu dan ia diberikan keleluasaan untuk memotong masuk kedalam kotak pinalti berita bola lawan juga bebas bermanuver dibagian tengah lapangan hijau. Walaupun begitu juga, Lionel Messi tetaplah diberikan kewajiban sebagai seorang sayap yaitu untuk berlari melewati terobosan pemain bertahan lawan dari sisi kanan lapangan serta menghasilkan gol - gol disamping juga memberikan asis untuk rekan setim yang sudah menunggu seperti Samuel Eto'o yang menjadi penyerang tengah maupun Thierry Henry atau gelandang Xavi.
Lionel Messi bahkan menjadi top skorer liga Champions saat itu dengan total raihan sembilan kali menjebol gawang lawan dimana ia juga menjadi top skorer termuda dalam sejarah turnamen bergengsi tersebut. Catatan sejarah ini membuktikan bahwa seorang Lionel Messi tidaklah gentar dalam menghadapi siapapun yang menjadi lawannya, baik itu tim abal - abal yang tidak memiliki pemain berita sepak bola indonesia hebat maupun tim papan atas yang langganan juara dengan segudang talenta dan kaya raya seperti Real Madrid, Manchester United, Bayern Munich, hingga Juventus lebih sering omong besar.
Selanjutnya, Lionel Messi kembali diposisikan sebagai false nine atau penyerang palsu dalam lawatan Barcelona melawan Manchester United pada partai final Liga Champions saat itu yang digelar di Roma, Italia tanggal dua puluh tujuh bulan Mei tahun dua ribu sembilan, lebih tepatnya distadion Olimpico yang juga merupakan kandang AS Roma yang dikapteni oleh Fransesco Totti, pemain berkebangsaan Italia yang terkenal karena loyalitasnya kepada klub berlambang serigala itu disamping juga menjadi punggawa tim nasional negara spaghetti yang mampu mengatur pergerakan bola dilapangan tengah.
Dengan kemenangan atas Manchester United tersebut, skuad asuhan Josep Guardiola tersebut mengukuhkan diri mereka sebagai tidak hanya raja Eropa tapi juga sebagai tim pertama yang mampu memenangkan gelar treble alias tiga gelar utama dalam satu musim sepanjang sejarah sepakbola Spanyol. Tiga gelar tersebut diantaranya adalah gelar domestik La Liga Spanyol, Piala Copa del Rey, dan terakhir tentu saja ada Liga Champions Eropa. Tidaklah mudah untuk mendapatkan ketiganya sekaligus karena membutuhkan manajemen serta talenta pemain yang mumpuni.
Komentar
Posting Komentar